Kuliah di Palestina

Universitas Islam Gaza (The Islamic University Gaza-UIG), dalam rangka meningkatkan kerjasama Indonesia dan Palestina...

View Post

Kuliah di Kazakhstan

Meskipun belajar di Kazakhstan mungkin tidak menjadi pilihan bagi kebanyakan mahasiswa Indonesia.

View Post

Kuliah di Yordania

Dengan modal nekat dan serba kekurangan telah menamatkan S1 di Al-albayt University..

View Post

Economi

Advertise Here

Teknologi

Arab

Persia

Palestine

Tuesday, March 21, 2017

Testimoni Kuliah di Palestina

Tony     4:54 PM    

Beberapa universitas di Palestina menawarkan kesempatan kuliah dan beasiswa bagi calon mahasiswa asing.

Berikut ini beberapa testimoni yang beredar di Youtube.

Perkuliahan terdapat di Gaza dan Tepi Barat.


Testimoni Kuliah di Malaysia

Tony     4:49 PM    

Berbagai testimoni kuliah di luar negeri sekarang mulai banyak di Youtube.

Dengan komunikasi interaktif, tanya jawab bisa dilakukan di kolom komentar.

Berikut contohnya:


Sunday, December 18, 2016

Kuliah di Gaza, Palestina

Tony     3:26 PM    
Alhamdulillah... Universitas Islam Gaza (The Islamic University Gaza-UIG), dalam rangka meningkatkan kerjasama Indonesia dan Palestina,  memberikan beasiswa kuliah bagi pelajar Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Islam Gaza, Syekh Prof. Dr. Kamilain Kamal Syuaib, dalam surat resmi yang ditujukan kepada Mudir Ma'had Al-Fatah Indonesia, Sabtu (01/12).

"Program ini merupakan kelanjutan kerjasama antara Universitas Islam Gaza dan Ma'had Al-Fatah Indonesia yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir," ungkap Kamilain.

Selanjutnya Rektor Universitas Islam Gaza menunjuk Syekh Hany Awad, salah satu dosen Universitas Islam Gaza untuk memfasilitasi pelaksanaan teknis kerjasama UIG dan Al-Fatah tersebut.

"Kerjasama ini bagian dari ucapan terima kasih rakyat Palestina atas solidaritas rakyat Indonesia," Ujar Syekh Hany Awad dikutip dari mi'rajnews.

"Untuk tahap awal dibatasi hanya dua pelajar Indonesia yang akan diberikan beasiswa kuliah di UIG tahun ini," tutur Hany Awad menambahkan.

Menurut Hany, tim Universitas Islam Gaza sudah dua kali melakukan kunjungan ke Indonesia dalam rangka melaksanakan Daurah (pelatihan) dan Tabligh pada 2010 dan Juli-Agustus 2012.

Dari data yang diperoleh Ma'had Al-Fatah dan Aqsa Working Group (AWG), pada 2010 perwakilan Universitas Islam Gaza yang berkunjung ke Indonesia adalah Syekh Hany Award, sedangkan dalam kunjungan Juli-Agustus 2012 diwakili oleh Syekh Dr. Mahmoud Anbar dan Syekh Hany Award.

Mudir 'Am Ma’had Al-Fatah, KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, M.A. menuturkan bahwa kerjasama ini terselenggara dalam rangka pembebasan Masjidil Aqsa  dan Palestina.

"Diharapkan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Islam Gaza nanti bisa menghayati bagaimana perjuangan rakyat Palestina yang sebenarnya dan menjadi mujahid dalam membebaskan Masjid Al-Aqsa," ungkap Yakhsyallah Mansur yang sudah dua kali mengunjungi Palestina.

Menurut Yakhsyallah, Universitas Islam Gaza merupakan universitas terbaik di Gaza,  sehingga menjadi pilihan dalam program kerjasama antara Palestina dan Ma'had Al-Fatah.

Bagi Sobat yang berminat mengikuti program beasiswa ini dipersilakan untuk menghubungi Ma'had Al-Fatah Cileungsi, Bogor. Berminat? ^__^ [islamedia.com]

Kuliah di Kazakhstan

Tony     3:21 PM    
Kazakhstan adalah sebuah negara antar-benua yang sebagian besar wilayah termasuk dalam kawasan Asia Tengah dan sebagian kecil lainnya termasuk dalam kawasan Eropa Timur. Wilayahnya yang terbentang dari barisan Pegunungan Altai di timur, hingga Laut Kaspia di barat, menjadikan negara ini sebagai negara terluas ke-9 di dunia dan ke-2 terbesar dalam negara pecahan Uni Soviet setelah Rusia.

Sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan Rusia, terutama di sebelah utara dan barat. Di sebelah timur, berbatasan langsung dengan Republik Rakyat Cina (provinsi Xinjiang). Di sebelah selatan berbatasan dengan Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan dan Laut Kaspia. Di negara ini banyak terdapat etnis Rusia. Tempat peluncuran roket luar angkasa Rusia, Baikonur, juga terletak di Kazakstan.

Meskipun belajar di Kazakhstan mungkin tidak menjadi pilihan bagi kebanyakan mahasiswa Indonesia, bukan berarti universitas di Kazakhstan tidak memiliki kualitas yang bagus. TopUniversities.com melihat bahwa Kazakhstan berencana untuk menjadi pusat studi di kawasan Asia Tengah.

Selanjutnya

Lebaran di Indonesia ala Mukhriddin Khoshimov, Mahasiswa Asing UNS dari Uzbekistan

Tony     3:18 PM    
Sedikit demi sedikit, arus balik mulai kembali normal. Namun kenangan Lebaran tetap membekas. Tak terkecuali bagi Mukhriddin Khoshimov, mahasiswa asing yang kuliah di Universitas Sebelas Maret (UNS).

Padatnya kegiatan perkuliahan dan aktivitas lainnya membuat Mukhri, sapaan Mukhriddin Khoshimov, selama dua tahun terakhir dia jarang pulang ke negaranya saat Ramadan dan Lebaran. Namun merayakan hari kemenangan jauh dari orang tua tak kalah serunya.

Kali pertama puasa di kota Solo, Mukhri sempat kaget melihat keramaian umat muslim mencari menu berbuka. Penjaja takjil dan warung makan dipenuhi warga. Ini berbeda dengan di Uzbekistan.

”Kalau di rumah saya, biasanya berbuka bersama keluarga. Di sini (Solo) semua tempat makan ramai,” jelas pria kelahiran 30 Januari 1994 ini.

Perbedaan lainnya, usai Salat Idul Fitri, muslim Uzbekistan tidak banyak melakukan kegiatan. Tapi di Indonesia, umat bersemangat saling bersilaturahmi berkunjung ke rumah keluarga dan kerabat.

Selanjutnya

Ilmu Politik Dihapus dari Universitas Uzbekistan

Tony     3:06 PM    
Dianggap sebagai pseudosains barat yang tidak sesuai dengan model pembangunan Uzbek, kuliah-kuliah yang berbau politik tidak lagi akan diberikan kepada mahasiswa tanpa izin dari otoritas.

Tamat sudah riwayat ilmu politik di seluruh universitas Uzbekistan. Kuliah ini diganti sebagai kuliah teori dan praktik pembangunan sebuah masyarakat demokratis di Uzbekistan melalui peraturan pemerintah yang diterbitkan pada 24 Agustus kemarin oleh Menteri Pendidikan Tinggi Uzbek, Alisher Vakhanov, dan disiarkan ke seluruh negeri seminggu kemudian. Motif keputusan itu ditetapkan oleh otoritas: “Ilmu-ilmu politik adalah pseudosains barat yang tidak cocok dengan model pembangunan Uzbek.”

Sebuah perubahan penyebutan yang tidak tanpa konsekuensi karena Menteri memerintahkan sebuah pembentukan ‘dana khusus’ di perpustakaan-perpustakaan universitas yang akan diberikan belanja pembelian buku-buku dan dokumen yang berhubungan dengan ilmu politik. Mahasiswa pun boleh membaca koleksi itu asalkan mendapat izin dari otoritas.

“Tidak ada perang politik di Uzbekistan”

Tanggapan atas penerbitan peraturan itu, Farkhad Tolipov, dosen ilmu politik di Uzbekistan, menulis surat terbuka pada 29 Agustus di Facebook untuk menolak peraturan itu.”Ribuan anak muda sudah memiliki ijazah analisis politik, bahkan ratusan di antaranya adalah doktor dalam bidang ilmu politik… Dan mereka ini terlahir dari universitas Uzbekistan yang merdeka dari Rusia (pada 1991), dan akan dibawa ke mana ijazah mereka?” bertanya sang dosen.

Tetapi, Farkhad Tolipov tidak sendirian dalam kegalauan ini. Diwawancarai oleh  the Guardian, Daniil Kislov, pemred Ferghana News, sebuah situs informasi yang mangkal di Moskwa, yang mengkover Asia Tengah, juga berkomentar hampir sama.”Ilmu politik meneliti dasar-dasar …perang politik, tetapi sudah lama di Uzbekistan tidak ada perang politik. Tidak pernah ada lagi diskusi politik, karena itu tidak satu pun universitas berhak mengadakan kuliah politik tanpa seizin Islam Karimov, presiden Uzbekistan.”

12.000 tahanan politik dan agama

Bertetangga dengan Kazakhstan et le Tadjikistan, Uzbékistan adalah negara dengan penduduk 30 juta yang dipimpin tangan besi Islam Karimov, dari partai Liberal-Demokrat, sejak 1990. Bahkan pada Maret lalu Islam Karimov terpilih lagi dalam pilpres dengan kemenangan suara 90%. Rezim Karimov memang mendapat serangan dan kecaman pelanggaran HAM karena memenjarakan 12.000 tokoh politik dan agama.

Situasi ini dikritik oleh Daniil Kislov. “Bagaimana bisa dikatakan sah pemerintahan Karimov jika dia sudah terpilih selama 6 kali? Bagaimana kita bisa membicarakan partai politik jika tidak ada partai politik sungguhan? Bagaimana sebuah partai disebut pilar demokrasi jika hanya menjadi begundal penguasa?”

(sumber)

Kuliah di Yordania

Tony     2:57 PM    
Sehari yang lalu, saya bertemu dengan seseorang yang menanyakan tindak lanjut sebuah surat yang ditujukan kepada DPR RI tentang permohonan bantuan tiket ke Yordania.  Namun untuk saat ini saya tidak menulis apakah permohonan itu membuahkan hasil atau tidak, tapi saya sangat terinspirasi dengan niat kuatnya dan pegalaman menjadi mahasiswa di negara Yordania.

Herlina, begitu nama yang saya ingat adalah mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Al-albayt University, Mafraq, Yordania, program pascasarjana jurusan ilmu politik yang saat ini telah menyelesaikan seluruh matakuliah dan akan mengajukan proposal tesis sebagai syarat kelulusan dengan judul  Jordan Relations In South East Asia From The Year 2005-2004 “Republic Of Indonesia-A Model”. Awal pertemuan dengan perempuan ini, tidak nampak ciri-ciri seorang mahasiswi yang terlihat intelektual sebagaimana yang saya baca dari data riwayat hidup dan banyaknya pengalaman organisasinya dengan mengantongi kemampuan 3 bahasa sekaligus Arab, Inggris, dan Turki. Perempuan sederhana namun memiliki kekuatan intelektual yang nampak dari tatapan matanya.

Setelah membahas sebentar tentang surat permohonannya, saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari jawaban atas keingintahuan saya sejak suratnya ada ditangan saya beberapa bulan yang lalu dan nomor hpnya yang begitu sulit dihubungi karena ternyata telah hilang di bus,  tentang  Yordania dan pengalamannya selama kuliah disana.

Herlina. Dengan modal nekat dan serba kekurangan telah menamatkan S1 di Al-albayt University, Mafraq, Yordania pada tahun 2012-2013 (ushuludin) dan di universitas yang sama dengan modal nekat pula melanjutkan program pasca sarjana selanjutnya diterima walaupun dengan modal IPK yang pas-pasan.

Pertanyaan awal saya, kenapa tidak memilih  kuliah di Mesir atau Saudi Arabia (karena untuk timur tengah saya hanya akrab dengan 2 negara tersebut untuk tujuan mahasiswa Indonesia, bahkan ada sebutan Indonesia ke 2 bagi Mesir dan Indonesia ke 3 untuk Saudi Arabia). Herlina menjelaskan bahwa tantangan untuk menyesaikan S2 di ke dua negara tersebut begitu berat dan butuh perjuangan. Setidaknya memakan waktu 4-5 tahun untuk menyabet gelar master, bahkan sampai 6 tahun, 7 tahun hingga ada yang 10 tahun. Sedangkan untuk perkuliahan di Yordania diselesaikan dapat lebih cepat.  Gelar Master bisa didapat dalam waktu 2 tahun saja sehingga dapat lebih menghemat biaya pendidikan. Menurutnya, kenapa waktu perkuliahaan bisa ditempuh sangat lama karena kehadiran mahasiswa di kelas pada universitas-universitas di Mesir kurang diperhitungkan sehingga umumnya mahasiswa yang kuliah di Mesir banyak menggunakan waktunya untuk mendirikan usaha-usaha seperti pabrik pembuatan tempe dan semakin lama semakin keasikan. Sedangkan jika kuliah di universitas-universitas di Yordania umumnya tingkat kehadiran mahasiswa di kelas harus 85 % sampai dengan 95%.  Herlina tidak menampik bahwa mahasiswa yang sekolah di luar negeri termasuk timur tengah khususnya dengan biaya sendiri atau memiliki orang tua yang kurang mampu, akan melakukan hal yang sama untuk mencari tambahan biaya kuliah dan biaya hidup dengan mencari sampingan salah satunya dengan berjualan.  Seperti dirinya yang dari awal nekat dengan mengandalkan biaya sekolah dari bantuan NGO atau orang-orang yang dikenalnya. Hinga pada saat masuk sebagai mahasiswi pascasarjana harus mengajukan ke rektor dan dekan agar bisa membayar separuh karena tidak dapat membayar full, uang tersebut diperoleh dari hasil uang warung yang dibuka dalam kamar di asramanya yang dikumpulkan selama 1 (satu) tahun.  Uang tersebut digunakan juga untuk membayar asrama dan membeli buku-buku kuliah.  Selain membuka warung didalam kamarnya, Herlina sering membawa mobil rentalan antar jemput mahasiswa arab dan pemandu wisata dengan bermodalkan sim C dari negara Yordania

Management pendidikan di Yordania bisa dikatakan lumayan bagus. Untuk kuliah jurusan ekonomi Islam, salah satu universitas di Yordania adalah rujukan di seluruh dunia. Namun sulit untuk mendapatkan peluang beasiswa disana. Kalau pun mau, harus mendapatkan rekomendasi khusus dari beberapa tokoh yang ada di Indonesia misalkan dari tokoh muhammadiah atau dari Prabowo yang merupakan tokoh istimewa bagi raja Yordania. Herlina pun sedikit berharap kalo yang menjadi presiden Prabowo pasti sangat mudah untuk kuliah di Yordania. Emmm……

Berapa besar biaya perkuliahan di Yordania, saya penasaran sekali. Iuran uang semester di Yordania sistemnya 1 tahun ada 3 semester (First Semester, Second Semester, dan Summer Semester).  Biaya perkulihan dibayarkan perjam yaitu 112, 5 dolar.  Herlina saat ini telah menyelesaikan 24 jam mata kuliah dan 6 jam mata kuliah tambahan, serta 9 jam thesis yang dimulai musim panas. Pada tahap akhir inilah Herlina tidak dapat mengajukan proposal karena terbentur iuran semester musim panas.

Mendengar negara Yordania tentu saja teringat negara-negara disekitarnya di Timur Tengah yang selalu berada dalam peperangan dan konflik-konflik . Bagaimana bisa memilih negara dalam kondisi seperti itu untuk belajar. Herlina menjawab dengan rasa bangganya bahwa Yordania adalah negara teraman di timur tengah, menurutnya Yordania adalah negara yang tidak tersentuh  karena negara bekas kekuasaan Inggris. Ooo begitu…jadi tambah penasaran dengan negara ini jadinya…

Yordania ialah sebuah negara di Timur Tengah yang berbatasan dengan Suriah di sebelah utara, Arab Saudi di timur dan selatan, Irak di timur laut, serta Negeri Israel dan Tepi Barat di barat. Yordania adalah negara kerajaan dengan banyak pegunungan, sangat jarang ditemukan daerah yang datar dan landai seperti di Mesir, di kota Amman sendiri juga berbukit-bukit.

Negara yang terkenal dengan Laut Mati-nya itu ternyata memiliki nilai tukar uang yang tinggi. 100 dollar setara dengan 70 jidi (mata uang Yordan). Walaupun demikian, biaya hidup disana ternyata juga sangat tinggi bahkan kehidupan disana tidaklah lebih sejahtera dari pada Mesir. Bayangkan saja, Rp. 5.000.000/bulan merupakan biaya hidup pas-pasan disana. Segalanya mahal, sewa rumah sederhana di Yordan sama dengan rumah ber-AC di Mesir. Pantas saja hanya 70-an WNI yang berminat melanjutkan study disana dan itupun orang-orang kaya yang sebagian mereka punya mobil pribadi.

Dari segi transportasi, negeri yang terkenal dengan goa Ashabul Kahfi itu untuk angkutan umum, tidak ada bus, angkot, motor dan sebagainya, cuma ada taksi. Terjawab sudah kenapa Herlina punya sim C dan jadi supir bus rentalan. Pembayaran taxi di sana tidak memakai sistem argo, tapi menggunakan sistem kesepakatan dan itupun terkadang masih mahal. Jarak tempuh satu kilometer bisa merogoh kocek Rp. 30.000 kalau dirupiahkan.

Soal interaksi sosial masyarakat Yordania (dan masyarakat Arab kebanyakan) adalah pribadi-pribadi yang cool dan cuek. Kita tidak akan ditegur sapa, dicandai dan sebagainya. Mereka sedikit membosankan dan sangat tidak komunikatif. Sebagai negara yang juga mayoritas penduduknya Muslim dalam hal busana hijab tidak terlalu fanatik tapi hampir seperti Indonesia ada yang tidak perhijab, berhijab tapi belum sar’i, ada juga yg berjilbab sar’i.

Dari segi sumber daya alam, sangat susah untuk mendapatkan air apalagi untuk mandi mungkin karena daerahnya yang lebih banyak pegunungan . Dari sektor pariwisata Yordania sudah banyak menjadi destinasi tujuan wisata turis -turis mancanegara antara lain ada Laut Mati, Petra, Goa Ashabul Kahfi, Roman Theater dan Hercules Temple.

Setelah mendengar banyak cerita Herlina, baru saya yakin perempuan ini benar-benar nekat dengan pilihanya kuliah ke Yordania bukan negara Timur Tengah lain  seperti Mesir, dimana menurut informasi yang saya peroleh peluang beasiswa banyak, biaya hidup murah, sumber daya air melimpah, tempat wisata keren abis dan interaksi sosial bagus.

Sebenarnya selepas kuliah di Yordania nanti apa cita-cita Herlina ? ….  Saya tertegun mendengar jawabnya bahwa dia akan mengajar dan mengabdikan Ilmunya untuk masyarakat pedalaman di Indonesia Timur bukan menjadi politikus, Pejabat, atau PNS. Dengan berbekal SI Ilmu pendidikan dan S2 Ilmu Politik Herlina berharap dapat mengolah dan mengawinkan ke dua Ilmu itu untuk kemajuan bangsa ini. Saya melihat matanya berkaca-kaca, ada dorongan kuat ketika mengungkapkan keinginanya untuk membuktikan kalau bangsa Indonesia bukan bangsa miskin dan bangsa babu. Itu yang umumnya negara lain tahu tentang Indonesia.

Dan Herlina saat ini sedang berjuang…perjuangan mendapatkan dukungan untuk mewujutkan cita-citanya…Apakah ada yang perduli dengan perjuangkan Herlina ?

(sumber)

Pernikahan Mahasiswa di Iran

Tony     2:51 PM    
Biasanya pendaftaran untuk pernikahan mahasiswa telah dibuka satu tahun sebelumnya, syaratnya hanya memperlihatkan kartu mahasiswa, tanpa perlu memikirkan biayanya. Penyelenggaraan pesta pernikahan diselenggarakan secara massal, dan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, termasuk pengurusan buku nikahnya. Ada hadiah khusus jika pasangan berasal dari institusi pendidikan yang sama. Jadi tetap terbuka, buat mahasiswa yang memilih pasangan bukan dari almamaternya atau bukan mahasiswa.

Pesta pernikahannya memilih hari khusus, biasanya hari wiladah Sayyidah Fatimah az Zahra yang di Iran ditetapkan sebagai hari Perempuan, atau hari pernikahan Nabi Muhammad Saw dengan Sayyidah Khadijah Sa atau hari pernikahan Imam Ali As dengan Sayyidah Fatimah az Zahrah yang ditetapkan di Iran sebagai hari kasih sayang.

Sebagai Republik Islam, Iran mengambil tanggungjawab atas rakyatnya. Termasuk dalam hal menanggung biaya pernikahan. Ditiap kota terdapat Kantor Urusan Pernikahan, semacam KUA di Indonesia, yang membuka layanan pendaftaran bagi yang mau menyelenggarakan pesta pernikahan dengan biaya ditanggung pemerintah. Nabi Muhammad Saw sangat tegas dalam urusan pernikahan, yaitu harus dipermudah pelaksaannya. Karena jika pintu pernikahan dipersulit, maka pintu perzinaan akan terbuka lebar, namun jika pintu pernikahan dibuka selebar-lebarnya, maka pintu perzinaan akan tertutup dengan sendirinya, kecuali memang oleh pelaku perbuatan keji.

Selanjutnya baca di blog ini.

About

Kuliah Timteng adalah Study in Arab and Iran University (SiAIU). Sebuah blog mengenai studi di luar negeri.

Support

Blog Archive

Subscribe to Newsletter

We'll never share your Email address.
© 2015 Kuliah Timteng. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.